Network
SEPUTARBIMA.COM - Keberadaan PNM Mekaar Syariah di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB meresahkan warga setempat.
Sejumlah masyarakat mengaku merasa resah dengan aktivitas yang dilakukan oleh karyawan PNM Mekaar Syariah yang menagih angsuran pinjaman kepada nasabah hingga larut malam.
"Katanya BMUN tapi memperkerjakan karyawan seperti kompeni dan memperlakukan nasabah seperti penjahat," kata Muhammad Kadafi pemuda setempat kepada media ini.
Kadafi menyesalkan kebijakan perusahaan yang menyuruh karyawan perempuan untuk mendatangi rumah nasabah malam-malam, hanya untuk menagih angsuran.
"Apa nggak bisa besok, atau cara lain selain menggedor rumah orang tengah malam," paparnya.
Menurutnya, keberadaan PNM Mekaar Syariah di Kecamatan Wera harusnya memberikan kenyamanan kepada nasabah dan masyarakat setempat dengan tidak mengganggu rumah orang malam-malam.
"Ini malah bikin resah," ujar Kadafi.
Sementara itu, pemuda lainnya mempertanyakan sistem kerja dan aturan yang digunakan oleh perusahaan. Bahkan, ia menyinggung ketentuan hukum islam yang dijadikan sebagai landasan program.
"Katanya pemberdayaan berbasis kelompok sesuai hukum islam. Islam tidak memperbolehkan anak perempuan keluar malam-malam. Atau mana peraturan perusahaan atau aturan negara yang menyuruh ganggu orang tengah malam," terangnya.
Lebih lanjut, Indra menegaskan bahwa cara kerja PNM Mekaar Syariah Cabang Wera sama sekali tidak mencerminkan dirinya sebagai bagian dari BUMN yang berbasih hukum islam, namun lebih kepada perusahaan Compagnie (Kompeni) yang menjadikan perempuan sebagai depkolektor.
"Cara kerjanya Mirip kompeni, depkolektor dan sejenisnya," tutupnya.
Menurut informasi yang dihimpun oleh media ini, tidak sedikit masyarakat dan nasabah yang mengeluh bahkan resah dengan cara kerja Karyawan PNM Mekaar Syariah.
Tidak hanya nasabah dan masyarakat, bahkan salah satu karyawan yang tidak mau disebutkan namanya juga mengeluhkan pekerjaannya itu.
Disclaimer: Hingga berita ini ditulis, pihak PNM Mekaar Syariah Cabang Wera masih belum bisa dihubungi, dan berita ini masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut.***
